LANGKAT – Telisik.Co.Id
Jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Hinai bergerak cepat menindaklanjuti video viral yang memperlihatkan aksi penganiayaan terhadap dua remaja oleh sekelompok pelajar yang mengenakan seragam Pramuka.
Dalam video yang menyebar luas di media sosial itu, para pelaku tampak memukuli korban hingga mencampakkannya ke area rawa-rawa.
Kanit Reskrim Polsek Hinai, Ipda M. Taufan, SH, menjelaskan bahwa pihaknya langsung melakukan penyelidikan begitu video tersebut ramai di masyarakat.
Dari hasil penelusuran, diketahui tempat kejadian perkara (TKP) berada di Dusun VII, Desa Cempa, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.
“Awalnya video viral itu menyebut lokasi di Tanjungpura, namun setelah kami turun ke lapangan dan melakukan penelusuran, ternyata kejadian sebenarnya terjadi di wilayah Desa Cempa, Hinai,” ujar Ipda Taufan.
Ia mengungkapkan, dua korban dalam video masing-masing bernama Bima (16) dan Nazril Ilham (15). Keduanya diketahui sudah tidak lagi bersekolah.
Untuk memastikan kondisi korban, pihak Polsek Hinai kemudian berkoordinasi dengan Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Langkat, yang turut turun langsung ke lapangan.
“Saat ini korban sudah diamankan untuk dimintai keterangan. Apakah mereka akan membuat laporan, itu yang sedang kami lihat.
Sementara ini, petugas masih sebatas mengambil keterangan dan melakukan konseling terhadap korban,” jelas Taufan.
Dari keterangan korban, terungkap bahwa peristiwa penganiayaan bermula ketika Bima dan rekannya, Nazril, melintas di jalan yang kebetulan sedang dilalui sekelompok pelajar berseragam Pramuka.
“Aku dan rekanku Nazril naik kereta (sepeda motor, red). Karena kereta tua, sering nyendat-nyendat kayak kehabisan bensin.
Waktu keretanya nyendat, kugas tinggi, bang, takut mati keretanya. Waktu itulah mereka mungkin nggak senang, dikiranya aku ngegas mereka,” tutur Bima.
Remaja yang kini hidup bersama keluarganya di Desa Cempa itu mengaku, setelah kejadian kecil di jalan tersebut, ia dan rekannya digiring oleh kelompok pelajar itu ke sebuah lokasi di dekat rawa.
“Kami digiring, dibawa ke lokasi itu. Di situlah kami dipukul dan ditunjangi. Kawanku juga dipukul, tapi nggak kelihatan di video.
Aku yang direkam — ditunjang, disepak, dicampakkan ke rawa,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Bima menambahkan, kedua orang tuanya saat ini tengah merantau ke Malaysia, sehingga ia tinggal bersama keluarga di kampung.
Pihak kepolisian menegaskan, kasus ini akan ditindaklanjuti secara serius. Identitas para pelaku berseragam Pramuka yang terekam dalam video telah dikantongi dan proses hukum sedang berjalan dengan memperhatikan ketentuan bagi pelaku di bawah umur.(Wis)

 
		 
				
 
			 
                 
                




 
 
 
 
 
 
 
 
 
 






